Jumat, 19 Desember 2008

Akal dan Hawa Nafsu

Seperti yang tercantum dalam buku Terapi Menundukkan Hawa Nafsu karya Muhammad Mahdi al Ashify bahwa manusia adalah gabungan akal dan hawa nafsu, maka untuk melawan hawa nafsu alat yang paling tepat adalah akal. Walaupun hawa nafsu mampu menguasai diri manusia, namun akal kita mampu mengatur dan mengarahkannya dengan cara memperkuat posisi dan perannya dalam jiwa manusia. Akal manusia memiliki fungsi memerintah dan melarang serta menghukum dan menolak hawa nafsu. Namun kinerja akal tergantung pada manusia itu sendiri, sejauh mana ia memfungsikan dan mendisfungsikan akal dalam kehidupannya. Untuk itulah mengapa Emotional Intelligence (EI) sangat dibutuhkan. Manusia berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal pikiran sedangkan binatang dikendalikan oleh hawa nafsunya. Dalam hal ini berarti akal berperan penting dalam mengendalikan dan menahan hawa nafsu dalam diri manusia. Akal merupakan alat yang efektif yang dimiliki manusia.

Kemudian, menaggapi pernyataan Goleman mengenai kiat katarsis, saya tidak menyalahkan keduanya, disini saya berusaha menggabungkan kedua pernyataan yang saling bertentangan tersebut bahwa teori katarsis memang dapat mengatasi emosi setelah meletupkan emosi negatif menjadi lebih dahsyat (pernyataan Goleman). Logikanya adalah setelah emosi tersebut meletup akibat terapi katarsis, maka berangsur-angsur emosi akan menurun dan bahkan hilang karena telah tersalurkan.

0 komentar: